Tidak Terasa 2025, Sudah Sampai ke Bulan Mei



Sepulang kerja, sembari mengendarai motor pikiran saya melayang ke mana-mana (ini contoh yang tidak baik, jangan ditiru, ya). Salah satu yang terlintas adalah… kok cepat banget ya, tiba-tiba sudah bulan Mei 2025? 

Padahal, rasanya baru saja melewati malam tahun baru yang penuh kebingungan. Waktu itu, anak kedua saya ternyata alergi laktosa sehingga harus buru-buru ganti susu formula yang bebas laktosa. Diantara keriuhan kondisi tersebut, saya tetap melaksanakan ritual rutin setiap ganti tahun, yaitu membuat resolusi. Ya… walau kadang berjalan mulus, kadang juga nggak.


Resolusi di tahun 2025 versi saya adalah lebih aktif di dunia digital. Itulah sebabnya, sejak tahun 2024 saya pasang pondasi, mulai dari membuat konsep ulang untuk Instagram, Blog hingga Threads. Harapannya, semua jejak digital saya bisa lebih rapi dan nggak hilang begitu saja seperti blog sebelumnya. 


Tapi… ya namanya menjadi ibu bekerja dengan dua anak jarak dekat, sangat menantang sekali jika ditambah dengan mengurus hobi. Apalagi, kalau punya impian dari hobi dapat menjadi ladang cuan masa depan. Dari kepala, pundak, lutut, kaki kayaknya silih berganti seperti ikut ‘kerja’ demi merawat keluarga dan cita-cita pribadi. 


Hari-hari terasa seperti ‘autopilot’ mulai dari bangun tidur, siapin MPASI, kerja, urus pekerjaan rumah, sampai tidur lagi dan mengulang rutinitas yang sama esok hari. Perlahan namun pasti, waktu berjalan, prioritas berubah, dan kita pun terlupa mengecek arah dan tujuan yang pernah direncanakan. 


Kok, bisa ya waktu berjalan begitu cepat?



Andai waktu bisa jawab, mungkin dia bakal bilang “Perasaan, kecepatanku gini-gini aja, deh.”


Sepertinya, ini bukan semata karena beragamnya kegiatan yang kita lakukan setiap hari. Namun juga, tidak adanya momen untuk sejenak merefleksikan apa yang sudah terjadi di hari, minggu atau bulan tersebut. Kita terbiasa mengevaluasi pekerjaan, target kantor, bahkan KPI… tapi lupa buat evaluasi diri sendiri. Masih inget nggak, kapan terakhir kali meluangkan waktu untuk diri sendiri?


Resolusi yang belum terjamah, sebuah kegagalan bukan ya?



Sering sekali maunya merutuki diri sendiri, tapi lupa kalo hidup itu ya dinamis. Bergerak, berjuang, bertahan. Ada kalanya prioritas berbelok, berubah arah, tergantung pada apa yang terjadi saat itu. Bisa jadi berubah karena alasan keluarga, padatnya pekerjaan atau karena ada kesehatan mental yang perlu dijaga. Sudah atuhlah yuk, jangan terus-terusan salahin diri sendiri. Terus gimana?


Aku pun sedang berada di fase ini: mempertanyakan, menyusun ulang, berdamai dengan kenyataan, dan belajar mulai lagi. Mungkin, ada dari kalian yang juga merasakan hal serupa. Semoga tiga langkah berikut bisa membantu aku, kamu dan kita semua untuk menata ulang prioritas kehidupannya. 


  1. Inget lagi yuk apa saja yang sudah terjadi selama bulan Januari sampai April

Bisa yuk meluangkan waktu sejenak, nggak terlalu lama, tapi jangan terburu-buru juga. Cukup 15 menit saja untuk dialog dengan diri sendiri untuk mengingat lagi:

  • Apa saja ya yang sudah berjalan dengan baik?

  • Bagian atau hal apa  yang paling menguras tenaga?

  • Apa sih keinginan kamu yang sudah terencana tapi belum sempat tersentuh?

    Tulis jawabannya dalam media apapun, senyamannya kamu saja. Ini bukan untuk

membuat daftar ‘dosa’ yang berakhir dengan salahin diri sendiri ya. Kita sekedar ‘look back’ biar gampang ke langkat berikutnya.


  1. Tentukan ulang prioritas saat ini, jangan sekedar target saja ya

Katanya, semakin matang usia alias tua, kita bakal menjadi semakin bijaksana. Maka, yuk kita kembali tanya ke diri sendiri, butuhnya apa sih? Dari kebutuhan inilah, mari kita susun ulang hal-hal prioritas yang menurut kamu, sangat penting untuk dilakukan sekarang. Sisihkan dulu capaian berupa angka, maupun sekedar pengakuan dari orang lain. Tidak perlu prioritas yang berat-berat juga. Sesederhana, memprioritaskan bikin meal-prep biar saat pagi nggak terlalu gedebak-gedebuk. 


  1. Mulai dari hal kecil

Kata James Clear di buku Atomic Habits “All big things come from small beginnings. The seed of every habit is a single, tiny decision” 

Kebiasaan-kebiasaan kecil yang rutin kita lakukan bakal membentuk diri kita dimasa depan. Walaupun kecil tapi bukan berarti gampang karena kita BUTUH NIAT yang KUAT dan KONSISTENSI. Banyak yang niatnya dan cita-citanya BESAR tapi KONSISTENSInya sedikit (aku salah satunya). Nah, kalo punya banyak cita-cita tapi waktu terbatas, mari kita tentukan apa yang akan dilakukan demi cita-cita itu. Misalnya, biar rajin ngonten, susun dulu bank idenya, kapan dan mau posting dimana. Belum tentu akan jadi tiba-tiba rajin sih, tapi setidaknya kita punya ‘path’ atau jejak yang jelas. Bertumbuh perlahan akan tetap lebih baik daripada diam ditempat. 


2025 memang tinggal tujuh bulan lagi. Tapi, masih belum terlambat kok buat membenahi hal-hal yang menurut kita panas diperbaiki.

Kita tidak sedang berkompetisi dengan siapapun

Kita tidak sedang ingin mengalahkan siapapun

Kita hanya sedang butuh terkoneksi dengan diri sendiri




Tahun ini belum usai. Aku, kamu, dan kita semua masih bisa melanjutkannya dengan lebih baik. Semangat, ya!



Komentar

  1. Kita tidak berkompetisi dengan siapapun.... tapi kita berkompetisi melawan rasa malas, ovethinking, prokrastinasi, dan aneka kendala lainnya yang berkutat mostly di pikiran kita dewe yah.
    Siiaaappp ini reminder bangettt untuk kita semuaaa.
    Semogaa kita makin bernas dalam merencanakan dan menjalani hidup di 2025 dan seterusnyaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Prokrastinasi adalah musuh bersama ya mbak. Satu kata 'ntar' bisa bikin jauh dari target, hehehe. Semoga kita makin semangat dan nemu alur untuk meraih cita tahun ini, aamiin.

      Hapus
  2. Sepertinya tentang waktu begitu melesat cepat sekali, tidak hanya aku yang merasakan. Tiga langkah menata ulang diatas sangat baik sekali. Terima kasih ya sudah menulis.

    Kemudian mungkin jika boleh menambahkan, yang utama memang penting terkoneksi pada diri sendiri, tapi perlu juga untuk terkoneksi dengan orang lain, karena setiap pribadi saling membutuhkan satu sama lainnya.ter

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, terima kasih banyak ya Mbak untuk masukan positifnya. Betul, selain terkoneksi dengan diri sendiri, kita perlu terkoneksi dengan orang lain dan lingkungan. Well noted!

      Hapus
  3. Iya mbak, samaaa.. gak berasa banget tau-tau udah lewat lebaran, dan mau lebaran lagi aja ini tuh hahahaha.
    Kadang memang kita terlalu sibuk sama rutinitas sampai lupa buat sekadar duduk sebentar dan bertanya ke diri sendiri, “Sebenarnya aku pengen apa, sih?”

    Tulisan ini jadi reminder buat kita agar nggak terlalu keras sama diri sendiri, pelan pelan lebih baik menata ulang prioritas sesuai keadaan.

    BalasHapus
  4. Benar, Mbak. kok tiba-tiba sudah bulan Mei, padahal rasanya masih gini-gini aja. Banyak resolusi yang belum diraih hehehe.
    Tapi memang bagusnya, jangan dipikirkan ya, dijalankan. Karena kuncinya memang dari niat dulu, lalu langkah awal untuk memulainya. Terus kerjakan saja satu per satu dulu. kalau mau dikerjakan semua, namanya borongan hehehe.

    BalasHapus
  5. Betul banget Kak. Lha tiba-tiba sudah mau pertengahan tahun. Jadi mikir ngapaiñ aja aku ini? Memang kudu evaluasi ya, berapa persen progress dari tahun baru?

    BalasHapus
  6. kok samaan sih kak? kujuga merasakan hal yang sama, waktu berlalu begitu cepat. Bulan Mei sudah tiba, padahal rasanya baru kemarin membuat resolusi. ini jadi refleksi yang jujur supaya kita jadi siap menata ulang prioritas. Semoga kita semua bisa lebih mindful dan fokus di sisa tahun ini!

    BalasHapus
  7. hiks iya mbak. aku juga masih loading ini kok tahun 2025 udah Mei aja. udah setengah jalan! sedangkan resolusiku masih kurang dari setengah huhu. tp gpp. mari tetep kita usahakan! semangat untuk kita semua

    BalasHapus
  8. Flashback ke beberapa bulan ke belakang bisa jadi pengingat, hal apa saja yang belum dicapai atau ada kekurangan kah dalam suatu hal, sehingga bisa di bulan ini dan selanjutnya untuk mengadakan perubahan. Sharing yang manis ini kak.

    BalasHapus
  9. Sepakat banget kalau bulan demi bulan berjalan begitu cepat. Apalagi sebagai yang bekerja, banyak deadline rasanya tuh sehari beneran kek kurang aja gitu. Kebayang betapa sibuknya dan luar biasa manage waktu ibu bekerja dengan dua anak. Daku salut sama dirimu yang punya wishlist dan berusaha mewujudkannya secara realistis.

    Tenang, nggak perlu terlalu porsir diri tetap harus jalani setiap part secara konsisten dan semangat. Pasti ada hal-hal baik di dalam setiap prosesnya. Semangat terus ya mba.

    BalasHapus
  10. Terima kasih telah berbagi refleksi yang begitu jujur dan menyentuh. Tulisan ini benar-benar menggambarkan dinamika kehidupan seorang ibu bekerja yang berusaha menyeimbangkan antara keluarga, pekerjaan, dan impian pribadi. Saya merasa sangat terhubung dengan perasaan 'autopilot' yang sering kali membuat kita lupa untuk berhenti sejenak dan mengevaluasi diri.

    Langkah-langkah yang dibagikan di sini sangat membantu, terutama tentang pentingnya merefleksikan apa yang telah terjadi, menyusun ulang prioritas, dan memulai dari hal kecil. Ini menjadi pengingat bahwa tidak apa-apa jika resolusi belum tercapai sepenuhnya, yang terpenting adalah terus bergerak maju dengan konsistensi dan niat yang kuat.

    Semoga kita semua dapat terus belajar, tumbuh, dan menemukan keseimbangan dalam perjalanan hidup ini ya, amin.

    BalasHapus
  11. aku sering berpikiran gitu mbak, misal pas awal bulan, jadi mikir, kok cepet banget udah ganti bulang, padahal bulan kemarin habis begini begitu, tau tau udah lewat bulan dan bakalan menjalani kegiatan yang hampir sama tiap harinya
    pastinya ada target bulan lalu baik itu target mingguan atau bulanan yang belum aku capai, perlu banget dimanage dengan baik terutama soal waktu

    BalasHapus
  12. Mbaaaa, aku ngerasain yg sama. Waktu ntah kenapa jadi semakin cepat saat start masuk 30an..padahal ya pas masih zaman sekolah, itu berasa lamaaaaa banget. Apa karena pas kecil kita blm ada target hidup yaaa 😄

    Sementara saat dewasa, yg dikerjain makin banyak, tanggung jawab makin gede, jadi waktu berasa kayak lari.

    Tapi bener mba, aku sendiri selalu merefleksikan target2 ku. Utk lihat apa sudah on track atau malah melenceng jauh 😄. Ngerasa sayang aja kalo setahun lewat tanpa ada yg berarti

    BalasHapus
  13. Bener banget kak, ngerasa juga kok cepet banget waktu berjalan. Perasaan baru aja si sulung lulus SMA, nganter masuk kuliah, sekarang udh mau jadi kakak tingkat dia di kampusnya.. Huff.. ternyata memang kita cuma perlu waktu untuk refleksi diri.

    BalasHapus
  14. aku aku aku kak.. jujur rasanya tahun ini kok iya ya cepet banget. rasanya ngerjain semuanya tuh kayak dikejar-krjar waktu padahal ya enggak ya. Makasih ya kak pengingatnya, bismillah yaa..

    BalasHapus
  15. Tidak terasa ya waktu cepat berlalu semoga semua yang dicita citakan bisa terlaksana dan yg masih dikejar bisa tergapai

    BalasHapus
  16. Iya tahu-tahu sudah Mei, ya.. kalau resolusinya sih sudah rutin dijalani hanya mungkin belum maksimal di bagian promosi karyaku.. semangat...

    BalasHapus
  17. Duh iya, bahkan beberapa hari lagi sudah bulan Juni
    Pertengahan tahun
    Waktu seolah cepat berlalu ya
    Saatnya kembali fokus meraih apa saja target untuk tahun ini

    BalasHapus
  18. baca ini jadi ikutan refleksi juga, sudah bulan Mei ga berasa dan waktu terasa begitu cepat berlalu, dan masih banyak yang belum tercapai atau bakan tertunda, semangat buat kita semua ya Mom untu meraih sisa-sisa target yang banyak tertinggal

    BalasHapus

Posting Komentar

Hallo, terima kasih sudah berkunjung ke blog momdailynotes.com.

Tinggalkan komentar terbaikmu di postingan yang kamu baca, supaya aku bisa balas berkunjung.

Terima kasih!

Postingan Populer